Tuesday, December 27, 2005

Sepeda Mini Harley Davidson

Saya tinggal di sebuah kampung yang cukup padat di daerah Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan. Walaupun tidak sepadat di daerah "Gang Kelinci" (istilah saya untuk daerah kampung yang sangat padat dengan penduduknya), namun rumah-rumah petak saling berdempetan kiri-kanan muka-belakang. Anak saya berumur 3 tahun dan sering saya temani ketika berjalan-jalan dan bermain di kampung ini serta kampung sekitarnya di daerah "Gang Kelinci".

Ketika bermain di kampung saya itu, ada 2 anak kecil (umur 2,5 tahun dan umur 4 tahun) yang memiliki "Sepeda Mini Harley Davidson" (selanjutnya saya sebut Sepeda HD). Sepeda HD itu bentuknya memang mirip sekali dengan sepeda montor Harley Davidson bikinan Amrik. Di toko sepeda atau di mall mungkin harga sepeda HD itu sekitar Rp 500.000,-. Bagaimana dengan kedua anak yang memiliki sepeda HD tersebut? Kedua anak itu sangat jarang memakainya, padahal setiap pagi dan sore saya menemani anak saya bermain di sepeda mini dengan kawan-kawannya di lapangan badminton kampung. Mengapa mereka berdua jarang sekali memakai sepeda HD-nya? Hal ini mungkin karena:
  • Sepeda mini HD itu terlalu besar bagi anak-anak usia mereka, sehingga tidak nyaman untuk dikendarai oleh tubuh-tubuh kecil mereka itu, atau
  • Sepeda HD itu terlalu bagus, sehingga sayang untuk dinaiki bersama anak-anak kampung lainnya, atau
  • Kedua anak tersebut memang tidak suka dengan sepeda HD-nya, atau
  • Sebab-sebab lain yang tidak dapat saya perkirakan lainnya.

Apa ini artinya bagiku? Hal ini cukup berarti sekali bila saya refleksikan, antara lain:
  • Orang tua yang membelikan mainan tersebut hanya berdasarkan pertimbangan (sudut pandang) orang tua saja, bukan dari sudut pandang dan kebutuhan anak-anaknya.
  • Gambaran orang tua yang suka "pamer" yang kemudian akan menciptakan anak-anak yang suka "pamer" pula.
  • Kebutuhan anak-anak bukan terletak pada benda-benda materi yang lux dan mahal-mahal, tapi lebih pada perhatian (intesitas dan kualitas) orang tua kepada anak-anaknya dalam hidup keseharian.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home