Monday, December 26, 2005

Hari Ibu: Sebuah Rekayasa Budaya dan Sosial

Setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai Hari Ibu. Pada hari itu para ibu dimuliakan oleh anak-anaknya dan oleh suaminya. Pada hari itu para ibu dapat berisitirahat sejenak dari kerja-kerja rutinitas keseharian yang melelahkan. Apakah memang demikan?

Tampaknya tidak sesederhana dan semulia itu tujuannya. Ternyata Hari Ibu ini merupakan rekayasa dari para lelaki untuk memperalat para perempuan atau lebih tepatnya Hari Ibu merupakan sebuah rekayasa budaya dan sosial. Peran perempuan direduksi sedemikian rupa sehingga hanya sebagai peran reproduksi, memelihara anak dan mengurusi rumah tangga (urusan-urusan domestik). Dan siapa yang paling senang dengan hal ini? Tentu saja para pedagang. Banyak sekali keuntungan yang diraih oleh para pedagang ini dalam menjual dan memasarkan "Hari Ibu".

0 Comments:

Post a Comment

<< Home