Monday, March 28, 2005

Jalan2 (lagi) ke Baduy tgl 19-20 Maret 2005

Kawan-kawan,

Tgl 11 - 13 Maret 2005 kemarin saya ikut jalan2 ke Baduy dg kawan2 Milis Nature Trekker. Saya baru pertama kali itu ke Baduy dan sama sekali tdk punya gambaran spt apa Baduy itu. Ternyata setelah melongok ke dalam wilayah Baduy, walau hanya Baduy Luar aja, dan berinteraksi dg orang2 Baduy asli; saya begitu sangat terkesan. Banyak hal yg bisa dilihat dan dipelajari di tanah Baduy ini, oleh karena itu dalam minggu ini juga saya akan berkunjung ke sana lagi. Bila kawan2 milis tertarik silahkan kirim imel ke saya.

Rencana Perjalanan Jalan2 (lagi) ke Baduy

Sabtu, 19 Maret 2005
Jam 06.00 - 07.00 kumpul di Stasiun Tanah Abang. Jam 07.00 brangkat menuju Rangkasbitung dg naek kereta ekonomi. Jam 08.30 nyampe di Rangkasbitung dan langsung disambung ganti kendaraan umum (Colt L300/PS) di Terminal Batara menuju ke Ciboleger. Rangkasbitung - Ciboleger biasanya cuman ditempuh sekitar 1,5 jam; tapi biasanya colt PS itu ngetemnya lama sekali, shg waktu tempuh jadi sekitar 2 - 2,5 jam. Colt PS jurusan Ciboleger ini ngetem lama sekali karena nunggu penumpang hingga penuh (kapasitas 22 org dan sering ada penumpang yg duduk di atas atap mobil).
Jam 11.00 nyampe di Ciboleger dan mampir ke Warung Pak Jasin ada kios cinderamata khas Baduy). Pak Nardja (pemandu orang Baduy Dalam) nungguin disini. Setelah melepas lelah dan ngisi perut, jam 11.30 perjalanan diteruskan dg jalan kaki ke Gajeboh, kampung Baduy Luar. Jalan ke Gajeboh naek turun bukit yang dirindangi oleh pepohonan dan pemandangan alam yg sangat mempesona. Pada satu titik ketinggian bukit kita masih dpt menerima sinyal HP, tp baik di Ciboleger dan tempat2 laennya sinyal HP tdk nyampe kerna terhalang oleh bukit2. Kita jalannya nyantai sekali.
Jam 13.00 nyampe di Gajeboh dan istirahat di rumah penduduk Baduy Luar. Jam 14.00 mulai jalan2 keliling kampung dan ladang, kalo msh ada waktu jalan2nya ke danau dan mandi2 berenang di sana. Sore hari balik lagi ke Gajeboh.
Malam hari diisi dg ngobrol2 berbagi pengalaman dan istirahat.

Minggu, 20 Maret 2005
Jam 07.00 brangkat jalan2 ke ladang utk melihat panen padi (gogo). Hari itu adalah hari panen padi pertama pd musim tanam ini. Kalo mau, kita juga dpt ikut memanen padi dg alat potong padi (ani-ani, jw). Jam 11.00 balik ke Gajeboh utk packing dan siap2 perjalanan pulang. Jam 12.00 cabut dari Gajeboh. Jam 13.00 tiba di Ciboleger, istirahat dan makan siang di warung. Jam 14.00 cabut dari Ciboleger dg naek colt (PS).
Jam 15.30 tiba di Rangkasbitung dan dilanjut dg naek KA dari Stasiun Rangkasbitung menuju ke Stasiun Tanah Abang. Sekitar jam 17.00 tiba kembali di Stasiun Tanah Abang. Rombongan berpisah utk pulang ke rumah masing2. Sayonara.

Catatan :
# Di Gajeboh ada warung dan dapat pesan makan minum disana (menu: mi instan, minum: teh botol, Fanta, Sprite, dll)
# Bila tdk kuat mbawa barang ada porter dg tarif Rp 15.000,-/trip.
# Bila kawan2 ada yg ikut, duit iurannya dlm bentuk pecahan sepuluh ribuan (agar dlm transaksi selama perjalanan dpt berjalan dg mudah).

Konsumsi
# Konsumsi mbawa sendiri (terutama bahan2 yg akan dimasakkan oleh penduduk di Gajeboh).
# Utk jalan2 perlu mbawa bekal yg siap santap.

Perlengkapan
# Raincoat/ponco/jas hujan/payung
# Senter
# Sepatu/sandal gunung
# One day pack
# Pakaian ganti secukupnya
# Sarung/selimut (udaranya sejuk, jadi tdk perlu mbawa sleeping bag)
# Bagi para perempuan perlu mbawa sarung/kain, karena utk mandi en beol cuman ada di sungai selama di Gajeboh. Di Ciboleger ada toilet yg cukup besar dan bersih.

Peserta
Daftar peserta lihat Update Peserta Jalan2 ke Baduy 19-20 Maret 2005.


Daftar Pertanyaan yg Sering Ditanyakan

# Tanya : Dimana Baduy itu?
% Jawab: Masyarakat Baduy tinggal di Desa Kanekes, Kec. Leuwidamar, Kab. Lebak, Prop. Banten

# Tanya : Seperti apa masyarakat Baduy itu?
% Masyarakat Baduy tinggal dg adat istiadatnya yg dipegang teguh selama ratusan tahun hingga kini. Pada masy Baduy ada Baduy Dalam dan Baduy Luar yg menempati wilayah dan mempunyai fungsi masing2.

# Tanya : Dimana kita akan menginap selama perjalanan nanti?
% Jawab : Tgl 19 Maret malam kita akan menginap di rumah penduduk di kampung Gajeboh di Baduy Luar. Kita tdk akan jalan2 ke Baduy Dalam karena selama bulan Kawaluh (kalender lokal Baduy) semua org non Baduy dilarang masuk ke Baduy Dalam.

# Tanya : Bagaimana fasilitas akomodasi di Gajeboh?
% Jwb : Baik di Baduy Luar dan Baduy Dalam tdk ada listrik dan peralatan elektrik. Jadi utk penerangan menggunakan lampu teplok (atau lilin bagi pengunjung), utk mandi ada air mancur (air sungai yg dialirkan dg bambu) yg disekat sebatas kepala orang (jadi kalo mo mandi sebaiknya bawa sarung atau kain bagi pengunjung), ada sungai bagi yg tdk malu2 utk mandi en beol (kalo beol bagian sungai yg di bawah kampung), utk tidur pake hamparan tikar. Jangan dibayangkan fasiltas hotel di Gajeboh. Kondisi jalan setapak dari Ciboleger (daerah di luar Baduy, tempat kita langsung turun dari mobil) ke Gajeboh cukup bagus, yg dpt ditempuh sekitar 1,5 jam dg jalan yg sangat santai; jalannya naik turun bukit.

# Tanya : Selama di Baduy dengar2 kita tdk boleh mandi pake sabun dllnya?
# Jwb : Kalo di Baduy Dalam memang aturan2nya sangat ketat sekali, mis: mandi-cuci tdk boleh pake sabun, tdk boleh bawa peralatan elektronik, dll. Tapi kalo di Gajeboh yg termasuk Baduy Luar masih boleh mandi-cuci pake sabun, pake HP juga boleh (tapi tdk ada sinyal).

# Tanya : Dimana ada sinyal HP?
% Jwb : Di Ciboleger kadang2 ada sinyal. Dlm perjalanan dari Ciboleger ke Gajeboh saat di ketinggian bukit ada sinyal.

# Tanya : Bagaimana dg perjalanannya nanti?
% Jwb : Jalan2 kita ini nyantai banget. Pesertanya sangat bervariasi dari umur 2 th sampe 60 th. Lagi pula kita tdk akan jauh2 jln dari Gajeboh karena kita lebih menikmati jalan2 ngeliat budaya yg lain sama sekali dg yg pernah kita alami sehari dan panorama alam yg indah dan masih terjaga dg baik. Paling jauh kita mungkin jalan sampe ke danau dan mandi berenang2 di sanal; tapi kalo tdk kita cukup jalan2 lintas kampung di sekitar Gajeboh dan berinteraksi dg penduduk setempat. Hari Minggu ada acara panen padi, jadi kita akan ikut dlm acara ini (dan kalo perlu dan diijinkan, kita akan ikutan ncoba motong padi dg ani2). Oh ya, bagi kawan2 yg merasa ndak kuat bawa barang bisa nyewa porter utk itu (Rp 15.000,-/trip).

# Tanya : Siapa pemandu kita?
% Jwb : Pemandu kita orang Baduy Dalam. Tapi jangan dibayangkan mereka akan bersikap spt pemandu profesional, tp malah sebaliknya sbg teman seperjalanan yg sangat ramah, kekeluargaan dan memperhatikan kebutuhan2 kita. Sebagian besar orang Baduy dapat berbahasa Indonesia, dan jangan kaget kalo nanti ditanyai soal berapa no. HP.

# Tanya : Berapa biaya perjalanan ini?
% Jwb : Kita iuran sebesar Rp 50.000,-. Kalo bisa duitnya dlm bentuk pecahan sepuluh ribuan atau pecahan lima ribuan; soalnya duit itu akan dipaki utk belanja dan mbayar ongkos transportasi. Duit yg terkumpul akan dipake utk: belanja konsumsi (beras, sayuran, lauk) utk dimasak di Gajeboh, transportasi, pemandu, akomodasi, retribusi dan tenaga memasakkan konsumsi di Gajeboh.

# Tanya : BAgaimana kalo masih ada yg kurang jelas?
% Jwb : Kalo masih ada yg kurang jelas, silahkan kontak saya di :
email : senoaji@cbn.net.id

Semoga berguna.

Salam,
djuni lethek

Penyakit Hipotermia

Kawan-kawan,

Dalam berbagai pendakian gunung yg saya lakukan, baik dlm tim kecil atau pun pendakian massal sekitar 40 org anak2 manis yg ndak pernah ndaki gunung, hal2 yg saya amati ketika seseorang terkena hiportemia adalah :

Gejala dan Indikasi Penyakit Hipotermia

# Hipotermia diawali dengan gejala kedinginan spt biasa, dari badan gemetaran menahan dingin sampe gigi berkerotakan kerna ndak kuat nahan dingin.

# Bila tubuh korban basah, maka serangan hiportemia akan semakin cepat dan hebat.

# Selain itu bila angin bertiup kencang, maka pendaki akan cepat sekali kehilangan panas tubuhnya ("faktor wind cill" kalo ndak salah). Jadi kalo badan basah kuyub kehujanan dan angin bertiup kencang, maka potensi hipotermia menjadi "paradoxical feeling of warmt" akan semakin cepat terjadi.

# Puncak dari gejala hipotermia adalah korban tidak lagi merasa kedinginan, tapi dia malah merasa kepanasan (dlm bukunya Norman Edwin disebut "paradoxical feeling of warmt" kalo ndak salah). Oleh karena itu si korban akan melepas bajunya satu per satu sampe bugil dan tetap masih merasa kepanasan.

# Hipotermia menyerang saraf dan bergerak dg pelan, oleh karena itu sang korban tidak merasa kalo dia menjadi korban hipotermia. Dari sejak korban tidak bisa nahan kedinginan sampe malah merasa kepanasan di tengah udara yg terasa membekukan, korban biasanya tidak sadar kalo dia telah terserang hipotermia. Dalam hal ini kawan seperjalanan (terutama team leader atau kawan pendaki yg lebih pengalaman) sangat penting artinya utk mengawasi apakah kawan2 kita ada yg sakit (hipotermia, frostbite, mountain sickness, stress, dll). Jadi kalo ada kawan2 seperjalanan kita mulai bertingkah aneh2 yg di luar kebiasaannya, maka kita patut curiga dan waspada ada apa dg dia dan tentu saja perlu segera memeriksa atau menanyai apakah dia masih "sadar" atau tidak.

# Dalam salah satu kasus, seorang pendaki cewek dengan "anggunnya" berganti pakaian yg basah dengan pakaian kering di hadapan kawan2nya. Tentunya cewek itu kalo dia sadar pasti tdk akan berani melakukan hal spt itu; tapi saat itu dia telah terkena hipotermia dan tdk sadar akan dirinya. Cewek itu kembali kesadarannya setelah sampe di bawah (istirahat dan makan). Waktu ditanyain ttg "kelakuannya" itu, dia malah tdk merasa melakukan sesuatu yg ganjil. Jadilah selama perjalanan pulang dan di sekretariat dia menjadi bulan2an olokan.

# Dalam kasus penderita hipotermia yg sampe pada taraf "paradoxical feeling of warmt" selain merasa kepanasan dia juga terkena halusinasi. Akan tetapi, dlm banyak hal lainnya, halusinasi juga telah terjadi walau si korban tdk sampe mengalami "paradoxical feeling of warmt". Yang jelas, ketika si korban hipotermia sudah kehilangan "kesadaran", maka dia akan mudah terkena halusinasi. Dan faktor halusinasi ini yg sangat berbahaya karena korban akan "melihat bermacam2 hal" dan dia akan mengejar apa yg dilihatnya itu tanpa menghiraukan apa2 yg ada di hadapannya. Jadi tidaklah mengherankan kalo banyak korban hipotermia ditemukan jatuh ke jurang dlm kondisi telanjang bulat dan telah meninggal dunia.

# Lalu bagaimana cara mengatasi kalo ada kawan kita yg terkena hipotermia? Kalo taraf hipotermianya ringan masih mudah ditangani, tapi kalo sudah mulai bertelanjang dan berlari2 atau berteriak2 mengejar halusinasinya akan susah sekali penangannya. Yang mudah dan praktis adalah melakukan tindakan pencegahan thd penyakit hipotermia.


Tindakan2 Pencegahan Penyakit Hipotermia

# Bila kita melakukan kegiatan luar ruangan (pendakian gunung khususnya) pada musim hujan atau di daerah dg curah hujan tinggi, maka membawa ponco/raincoat adalah suatu keharusan. Selain mbawa jas hujan, pakaian hangat (jaket tahan air dan tahan angin, kalo perlu) dan pakaian ganti yg berlebih dua tiga stel, serta kaus tangan dan kerpus/balaclava/topi ninja juga sangat penting. Perlengkapan yg tidak kalah pentingnya adalah sepatu pendakian yg baik dan dpt menutupi sampe mata kaki, jangan pake sendal gunung atau bahkan jangan pake sendal jepit. Naik gunung pada musim hujan bukan utk gagah2an aja.

# Bawa makanan yg cepat dibakar menjadi kalori, spt gula jawa, enting2 kacang, coklat dll. Dalam perjalanan banyak "ngemil" utk mengganti energi yg hilang.

# Bila angin bertiup kencang, maka segeralah memakai perlengkapan pakaian hangat, spt jaket, kerpus/balaclava dan kaus tangan. Kehilangan panas tubuh akibat faktor "wind cill" tidak terasa oleh kita, dan tahu2 aja kita jatuh sakit.

# Bila hujan mulai turun bersegeralah memakai jas hujan, jangan menunggu hujan menjadi deras. Cuaca di gunung tdk dpt diduga. Hindari pakaian basah kena hujan.

# Bila merasa dirinya lemah atau kurang kuat dalam tim, sebaiknya terus terang pada team leader atau anggota seperjalanan yg lebih pengalaman utk mengawasi dan membantu bila dirasa perlu.

# Dont worry, be happy selalu dalam perjalanan. Semangat dan jangan gampang menyerah bila kondisi mulai memburuk.

Udah ini aja dulu. Capek ngetiknya.
Sebenarnya masih ada pengalaman ketika menangani korban hipotermia, baik hipo yg ringan maupun hipo berat; tapi ntar disambung lain kali aja yah.

Semoga berguna.

salam,
djuni lethek

Tulisan pertama

Malam ini banyak pikiran berkecamuk di kepala.
Daripada nulis-nulis di buku harian,
maka saya bikin blogger aja yg praktis.
OK, lets go!!!

salam,
djuni