Saturday, May 05, 2007

De Mello dan Coelho

From: Theresia Wuryantari <twuryantari@..................>
Subject: De Mello and suara lonceng (Re: [SUARA] OOT: Mendengar suara lonceng yang dibawa gelombang dari dasar laut)


Dear mas Djuni,

Salam kenal,

Coelho terinspirasi (atau nyontek abis-abisan) tulisan seorang romo SY yang sangat terkenal, yaitu Anthony de Mello SJ, seorang spiritualis yang sangat pintar menuliskan renungan tanpa menggurui melalui contoh-contohnya yang sangat down to earth. Salah satunya adalah tentang Lonceng ini.

Selama ini saya tidak pernah percaya bahwa Coelho sering "cut and paste" begitu saja dari berbagai sumber (karena saya sendiri tidak pernah membaca Coelho), tapi mas Djuni memberikan bukti itu.

Silahkan kunjungi http://media.isnet.org/sufi/Mello/Burung/LoncengKuil.html untuk melihat tulisan de Mello tentang lonceng ini yang merupakan bagian dari bukunya berjudul "Burung Berkicau" yang saya baca 20 tahun yang lalu, dan mungkin sekarang sudah tidak beredar lagi. Kalau tertarik bisa coba cari ke Kanisius atau cari di milis pasar buku. The book will inspire you like you will never think!

salam kenal
(saya sering mendengar nama mas Djuni dari mbak Retno dan mas Banu)

Tari

========================================

Mbak Tari,

Tidak penting siapa mencontek siapa, apakah De Mello atau Coelho. Mereka adalah pejalan spiritual. De Mello dan Coelho sering "mendaur ulang" kisah-kisah lama dari berbagai keyakinan/agama/budaya dll menjadi suatu kisah yg penuh makna dan mudah dipahami oleh orang lintas iman/kepercayaan . Saya yakin, kisah ttg "mendengar suara lonceng" ini bukan karya asli De Mello atau pun Coelho, tapi kemungkinan besar mereka "mengutip" dari warisan budaya dunia. Coba baca karya-karya De Mello yg lain, mis: Sang Katak, Awaraness, dll. Saya sudah lama juga baca karya De Mello itu. Oh ya, buku "Burung Berkicau" itu masih dg mudah ditemukan di toko2 buku, karena dicetak ulang dan tetap jadi buku laris nasional.

Saya banyak sekali membaca buku ttg pengalaman spiritual dan pesan-pesan mereka pada prinsipnya adalah sama spt yg saya ungkapkan pd tulisan itu. Selain itu pada buku2 ttg "self help", Covey misalnya yg paling top, sebenarnya juga berisi petunjuk spiritual. Hanya saja buku2 "self help" ini isinya hanya menjangkau "permukaan" saja dan tidak mendalam. Oleh karena itu, tiap kali membaca dan mempelajari "7 kebiasaan manusia yg paling efektif (sekarang jadi: 8 kebiasaan)", "berfikir positif", "berpikir besar" dll masih saja ada "kekosongan" di dalam diri kita. Omong2 saya dulu sangking banyaknya punya buku "self help" spt itu, jika ditumpuk dari bawah ke atas, maka tingginya bisa mencapai 40 cm he...he...he.........

Kemudian buku2 De Mello, Coelho, J. Krishnamurti, James Redfield dll banyak membantu utk menemukan diri sejati. Tapi ini hanya akan jadi buku "self help" juga bila tidak didasari dg "laku" tertentu spt yg dilakukan oleh si anak laki2 dlm cerita Coelho tsb. Ini suatu hal yg mesti dikerjakan sendiri, dirasakan sendiri dan dialami sendiri. Membaca buku2 spiritual tanpa diimbangi dg pengalaman nyata diri sendiri tidak akan menghasilkan apa pun, kecuali "pencerahan intelektual". Dan "pencerahan intelektual" bukanlah penemuan diri sejati manusia.

Mbak Tari, "Apakah sampeyan sudah pernah 'mendengar suara lonceng' itu?"

Kapan-kapan kalau sedang mampir di kantormu saya akan ngobrol-ngobrol denganmu. Ternyata banyak juga di kalangan aktivis di Jogja yg meminati hal-hal yg bersifat spiritual. Mungkin bila ada waktu longgar kita yg punya minat sama itu bisa mengadakan "retret" bersama; tidak ada guru - murid, prinsipnya adalah kita belajar bersama dari satu dan lainnya dan tidak ada diskusi intelektual -- mungkin hanya duduk dan bermeditasi bersama.

salam,
djuni

0 Comments:

Post a Comment

<< Home