Friday, May 11, 2007

Kemelekatan dan Kebebasan terhadap Minum Kopi

Kemelekatan dan Kebebasan terhadap Minum Kopi

kawan vivien amalia,

kalau membaca uraian singkat sampeyan mengenai kebiasaan minum kopi-mu itu, saya dapat menyimpulkan bahwa sampeyan telah menyadari adanya kemelekatan thd kebiasaan minum kopi itu. tanda-tandanya antara lain (ini berdasar uraianmu sendiri):

1. Kebiasaan minum kopi di pagi hari untuk mengawali hari juga sering saya lakukan. Kebiasaan minum kopi saya lakukan sejak saya SMA.
2. Keluargaku juga kadang berceloteh, kalau aku sudah kecanduan. 
3. 'Kemelakatan" saya mungkin pada rasa "tidak puas" kalau minum kopi bukan buatanku sendiri.
4. Rasanya asyik saya menuang air panas dalam cangkir dan mengaduk kopi tubruk, dan saya juga tidak bisa menikmati  kopi instan, yang tubruk dan alami lebih makyus... 5. Menyeduh dan menghirup aroma kopi tubruk merupakan 'kenikmatan tersendiri'
6. Saya bisa merasa lebih fit, fresh kalau sudah meneguk kopi hangat di pagi hari.

Saya yakin sampeyan memahami dan menyadari kelekatan anda pada minum kopi tubruk ini. Ada perbedaan besar antara "menyadari" dan "menyadari" terhadap sesuatu, dalam hal ini adalah "menyadari kebiasaan minum kopi". Menyadari sesuatu hal yg kemudian membebaskan, atau kah menyadari sesuatu hal yg kemudian tambah melekat terhadap sesuatu hal tsb. Kalau membaca 6 point di atas mengenai kebiasaan minum kopi sampeyan, maka kesimpulan saya adalah kesadaran thd kebiasaan minum kopi mbak vivien itu semakin menguatkan kemelekatan kepada kebiasaan minum kopi tsb; bukan pada kesadaran yg bermuara kepada kebebasan sepenuhnya (pencerahan). Mohon maaf kalau kesimpulan ini salah.

ada uraian sangat bagus dari mas krishna (xna2@cbn.net.id):

"sepertinya ada perbedaan persepsi dari kalimat TAHU BATIN SEMUA ORANG ini ....
menurut saya, yang dimaksud dengan tahu batin semua orang itu adalah mekanisme gerak pikiran semua orang itu sama ...
mekanisme gerak pikiran yaitu reaksi antara si subyek (manusia) dengan obyek (manusia lain, benda, dll) .....
reaksinya bisa kemelekatan, bisa rasa marah, benci, suka, membentuk persepsi, dll ...
jadi kalo kita mengetahui gerak pikiran kita sendiri, maka kita bisa mengetahui gerak pikiran orang lain ...
karena, mekanisme gerak pikiran itu sifatnya sama disetiap orang ....
tapi bukan berarti kita tau isi hati orang lain. atau apa yang orang lain pikirkan atau tau pengalaman batin orang lain dan maknanya ....
yang diketahui adalah cara pikiran bergerak atau mekanisme gerak pikiran ..... saya rasa, ini istilah yang lebih tepat ...

contohnya seperti mobil ...
pada dasarnya, semua mekanisme gerak mobil (cara mobil bergerak) adalah sama ...
ada aliran bahan bakar, ada pembakaran, ada tekanan, dan semuanya saling berhubungan membentuk semacam siklus
jika ada masalah pada mobil, kalo kita mengetahui betul mekanisme mobil (sayangnya saya tidak ;p), kita akan tau apa dan dimana letak masalahnya ...."

bila dirunut ada "mekanisme gerak pikiran" dari kebiasaan minum kopi mbak vivien, al:

minum kopi di pagi hari untuk mengawali hari (sejak sma)  ==> minum kopi buatan sendiri (kopi tubruk) ==> rasanya asyik saya menuang air panas dalam cangkir dan mengaduk kopi tubruk ==> menyeduh dan menghirup aroma kopi tubruk merupakan 'kenikmatan tersendiri'  ==> saya bisa merasa lebih fit, fresh kalau sudah meneguk kopi hangat di pagi hari ==> keluargaku juga kadang berceloteh, kalau aku sudah kecanduan. 

apa yang perlu dilakukan utk mengubah "kesadaran thd kemelekatan (kebiasaan/kecanduaan) minum kopi yg semakin membuat ketergantungan" menjadi "kesadaran thd kemelekatan (kebiasaan/kecanduaan) minum kopi yg membebaskan sepenuhnya"? apa tindakan mbak vivien utk dapat "bebas" dari kemelekatan minum kopi?

salam,
djuni

------------------------------------------------------
At 11:10 10/05/2007, vivien amalia <viena_aml@yahoo.com> wrote:
Kebiasaan minum kopi di pagi hari untuk mengawali hari juga sering saya lakukan .... keluargaku juga kadang berceloteh, kalau aku sudah kecanduan. Kebiasaan minum kopi saya lakukan sejak saya SMA. 'Kemelakatan" saya mungkin pada rasa "tidak puas" kalau minum kopi bukan buatanku sendiri....rasanya asyik saya menuang air panas dalam cangkir dan mengaduk kopi tubruk, dan saya juga tidak bisa menikmati  kopi instan, yang tubruk dan alami lebih makyus... Menyeduh dan menghirup aroma kopi tubruk merupakan 'kenikmatan tersendir i'
Hanya saja kalau harus bertamu atau menginap di hotel, tidak menjadi sesuatu yang 'kurang' kalau tidak ketemu kopi tubruk.
Perjalanan secangkir kopi setiap pagi...memang bisa menjadi cerita panjang, karena saya bisa merasa lebih fit, fresh kalau sudah meneguk kopi hangat di pagi hari.
Dan kebetulan pagi ini, dalam sebuah surat kabar, dimuat manfaat meminum kopi secara rutin, bisa mengurangi kolestrol dan mengurangi kadar gula bagi penderita diabetes. Dan dalam sebuah riset di Jepang, secangkir kopi tiap hari bisa membuat seseorang cerdas, dan berinisitif serta kreatif, tapi kalau lebih dari satu gelsa sehari....justru sebaliknya.....
Waahhh cerita kopi...ga ada matinya...he..he..he...
 
Salam Dalam Secangkir Kopi

Djuni Pristiyanto <belink2006@yahoo.com.sg> wrote:
Kemelekatan terhadap minum kopi

Pagi ini saya habis minum secangkir kopi tubruk. Saya ingat pengalaman beberapa bulan yg lalu. Apakah itu kenikmatan atau kah kemelekatan terhadap kenikmatan?
------------------------- dibusek -------------------------------

0 Comments:

Post a Comment

<< Home